Search This Blog

Sunday, February 13, 2011

..Reading From The Mystics of Islam..

...(long time ago..)*belum terlalu lama tapi terasa sudah lama*

Hari itu aku kembali menapak tepian selokan mataram, menyusur ujung kuldesak MM *biarlah lebay ini mendasari prosa-ku yang rapuh* mengejar bis berlabel 7 dengan tergesa. Hari sudah terasa terik, cukup terik hingga ku menarik ujung kerudung membentuk burqa yang asal-asal tanpa memikirkan muasal *hadist*.

Dalam bis terasa pengap, terkungkung gelap dengan lafal para penjajal absal jalanan.

Di JEC sedang ada pameran buku-buku agama (tidak menyebutnya pameran buku islam karena saat pulang aku peroleh ‘The Jesus Family Tomb’). Tanpa hujjah yang benar-benar mumpuni, seperti biasa aku menjalani ritual *don’t be scare 4 the word ritual* meminta petunjuk pada Sang Maha Cinta agar ditunjukkan panduan yang bagus, saat itu benar-benar masa galau mencari pegangan yang bisa ku hujjahkan pada diri sendiri.

Alone... tapi tetap terasa ramai karena yang ku kejar adalah kesenangan hati...

Mencari dengan tak seksama, aku membaca beberapa buku dengan nada dan aksara yang tak biasa. Ku lihat ada sudut rak dengan tumpukkan buku-buku usang, memang tak terlihat menarik, namun ada rasa tertarik untuk sekedar melirik’. Selempar dua lempar hingga beberapa eksemplar ku liat satu buku dengan kesan terlalu kecil untuk sekedar pegangan *nda bisa buat mukul tikus* #meracau.

Judul bukunya terkesan melow dan jambu *weird idiom*. ‘Kala Tuhan Jatuh Cinta’ *wuissss...* mantabb neeh.. bilang akal. Lalu, tak begitu lama exsplore dah tu buku by lembar bin lembar (nulisnya sambil ngantuk).

Ada 40 list nama-nama kekasih Tuhan, yang dalam pemikiranku akan terus jatuh cinta dan di cinta Sang Maha Cinta. Setiap list hanya mampu di isi beberapa lembar yang kupikir akan terlalu singkat untuk di isi pengalaman jatuh cinta-nya mereka,

Namun.. list itu bisa jadi panduan untuk penempuh jalan pemula seperti diriku. Belajar dari para kekasih menapak di jalan terkasih Sang Maha Kasih. Let it be... am thirsty, yang setetes itu akan menjadi segelas, yang segelas akan menjadi sesamudra, aku yakin itu.. *smile...*

Akhirnya pulang dengan ransel penuh, dengan sedekapan tambahan yang membanggakan *untuk pencapaian hari ini* hasil ngubek-ngubek rak yang bersih tak berdebu, hingga pojokan yang tak tersorot lampu.

-Terima kasih Jogja untuk kegalau-an yang penuh pembelajaran-
(..kapan-kapan ku uraikan 40 list yang penuh cinta itu..)
((^ _^’

Tuesday, February 08, 2011

Ulat dan Nabi Daud (dan aku..) *uhukk!!*


...lagi,, pagi ini hampir kesiangan *bukan hampir tapi sudah*, tengok di bak *orang banjar bilang drum* ketemu seekor makhluk, lalu berucap "asemmm.. napa juga ni hewan kecil ada disini, kaya ndak ada kerjaan" #astagfirullah.. jadi ingat cerita ulat dan nabi Daud..



Dalam sebuah kitab Imam Al-Ghozali menceritakan pada suatu hari ketika Nabi Daud AS sedang duduk dalam suraunya sambil membaca kitab az-Zabur, dengan tiba-tiba dia melihat seekor ulat merah pada debu.
Lalu Nabi Daud AS. berkata pada dirinya, “Apa yang dikehendaki Alloh terhadap ulat ini?”

Sesaat saja Nabi Daud selesai berkata begitu, maka Alloh pun mengizinkan ulat merah itu berkata-kata. Lalu ulat merah itu pun mulai berkata-kata kepada Nabi Daud AS, “Wahai Nabi Alloh! Alloh SWT telah mengilhamkan kepadaku untuk membaca ‘Subhanallohu walhamdulillahi walaa ilaaha illallohu wallohu akbar’ setiap hari sebanyak 1000 kali dan pada malamnya Alloh mengilhamkan kepadaku supaya membaca ‘Allohummaa solli alaa Muhammadin annabiyyil ummiyyi wa alaa aalihi wa sohbihi wa sallim’ setiap malam sebanyak 1000 kali.”

Setelah ulat merah itu berkata demikian, maka dia pun bertanya kepada Nabi Daud AS “Apakah yang dapat engkau katakan kepadaku agar aku dapat manfaat darimu?”

Akhirnya Nabi Daud menyadari akan kekhilafannya karena memandang remeh akan ulat tersebut, dan dia sangat takut kepada Alloh SWT maka Nabi Daud AS pun bertaubat dan menyerah diri kepada Alloh SWT.

Begitulah sikap para Nabi AS apabila mereka menyadari kesalahan yang telah dilakukan maka dengan segera mereka akan bertaubat dan menyerah diri kepada Alloh SWT.

Kisah-kisah yang berlaku pada zaman para nabi bukanlah untuk kita ingat sebagai bahan sejarah, tetapi hendaklah kita jadikan sebagai teladan supaya kita tidak memandang rendah kepada apa saja makhluk ciptaan Alloh yang berada di bumi yang sama-sama kita tumpangi ini.

..............

Si ulat berujar pada seorang Nabi Daud “Apakah yang dapat engkau katakan kepadaku agar aku dapat manfaat darimu?”. Lalu... entah apa yang diujarkan si hewan kecil itu buatku yang Boro-boro shaleh, bersyukur saja sering kelewat, ampun dah', @__@ berasa lebih rendah ketimbang ulat_ *kesal bombay dehhh..*

CurCol a.k.a Curhat Colongan *ababil* x__x'

Setelah sekian lama rasa ingin mengekang kata kedalam tulisan muncul lagi, ingin itu beriring dengan kecamuk pikir untuk berhenti memakai jejaring sosial, khususnya yang 'itu' *sok sosialis yang sebenarnya antisosial*. Pikir dasar lalu dikaitkan dengan tujuan penghidupan yang tak ingin ku matikan pada kata "Hanya permainan Tuhan" GodSims.exe

'Jihad' terdengar berat kalau terlalu sempit memandangnya *sebatas mati* membela Tauhid. sejenak aku mendengar bisikan sayup bahwa aku ingin itu', *terdengar naif dan mengada-ada*. yah... mari berpikir untuk memulai dengan tulisan-tulisan dangkal hasil baca sejengkal'.

Oh... iya', about that jejaring sosial,, semakin lama gandrung disitu aku merasa si 'ria' ku makin menjadi-jadi, belum lagi narsis yang kadung kronis nda sembuh-sembuh, trus sudah lama mikir kalo tools itu adalah salah satu antiTauhid *explicit even implicit* milik mereka (masih tak ingin menyebut ras licik itu) #loveadihitler.

'Eksistensi'.. sepertinya hanya hal secuil itu yang diperjuangkan dengan meluangkan waktu yang berharga untuk terbengong-bengong mengurai helai demi helai 'news feed' di bar 'Top News' or 'Most Recently'. Walaupun ada sih manfaat-nya *sarana mencari teman yang lama tak sua*, selain itu... *sedikit berpikir* #malas TAK ADA (tulisan ini kacau sangat).

Tapi.. mungkin akan tetap bertahan dengan jejaring sosial yang satu-nya, eksis hanya dengan kata-kata, aku menyebutnya *kau melihatku layaknya si buta, tak tau aku bagaimana, namun merasa hadirku cukup bermakna* ahh... penyakit lebay-ku kambuh.

00.47 *tengokan menit terakhir untuk curhat colongan* ababil memang... tapi biarlah', jiwa tetap muda untuk semangat membara, agar hidup lebih bermakna *lebay lagi* ......No Nai Saigen......... ^___~'